Fakta dan mitos tentang Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Sakit Jantung?
Fakta dan mitos tentang Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Sakit Jantung?
Kekurangan tidur atau insomnia sering dialami oleh penduduk kota besar seperti
Jakarta, di mana kesibukan dan aktivitas yang padat menghalangi mereka untuk
mendapatkan istirahat yang cukup.
Tidur sama pentingnya dengan kebutuhan dasar manusia lainnya, seperti makan dan
bernapas. Kurangnya tidur dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk
penyakit jantung. Tidur yang cukup memungkinkan tubuh memperbaiki diri secara fisik
dan mental, serta mendukung pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja.
Sebaliknya, kurang tidur menyebabkan kelelahan, mengantuk, dan kesulitan
berkonsentrasi.
FAKTANYA:
Kebutuhan tidur setiap individu bervariasi, namun umumnya orang dewasa
memerlukan 7–9 jam tidur per hari untuk menjaga fungsi organ tubuh. Tidur kurang dari
6 jam dianggap sebagai kurang tidur, dan penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa
individu dengan durasi tidur tersebut memiliki risiko 27% lebih tinggi terkena
aterosklerosis, suatu kondisi yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Studi melibatkan 3.974 pegawai bank yang menggunakan pelacak aktivitas dan
menjalani pemindaian jantung untuk mendeteksi kelainan. Aterosklerosis adalah
penebalan dinding arteri yang dapat menimbulkan komplikasi serius.
Kurang tidur juga sering dikaitkan dengan beberapa faktor pemicu penyakit jantung,
seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, peradangan, dan obesitas. Perlu diingat
bahwa tidur berperang penting dalam kemampuan tubuh untuk memperbaiki
kerusakan pada pembuluh darah dan jantung.
Inilah mengapa orang yang kurang tidur lebih rentan mengidap penyakit jantung. Selain
aterosklerosis, penyakit jantung yang bisa dialami oleh pengidap insomnia atau kurang
tidur, antara lain gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, dan serangan jantung.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kurang tidur berhubungan dengan faktor
risiko penyakit jantung seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, peradangan, dan
obesitas.
Jose Ordovas, penulis studi senior, menekankan pentingnya tidur yang cukup sebagai
bagian dari gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Ia
merekomendasikan sekitar 8 jam tidur berkualitas setiap malam.
Bagi mereka yang
tidak dapat tidur cukup, disarankan untuk lebih proaktif dalam mengelola faktor risiko
gaya hidup lainnya.
Pengerasan arteri dapat berkembang perlahan dan sering kali tidak terdeteksi hingga
menyebabkan masalah serius. Studi juga menemukan bahwa tidur berlebihan dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung, meskipun hanya sedikit peserta yang tidur lebih
dari 8 jam.
Peserta penelitian berusia rata-rata 64 tahun tanpa riwayat penyakit jantung dan
memiliki aktivitas fisik yang cukup. Risiko serangan jantung dalam 10 tahun meningkat
bagi mereka yang tidur kurang dari 6 jam. Meskipun penelitian ini tidak membuktikan
hubungan langsung antara tidur dan pengerasan arteri, hasilnya menyoroti pentingnya
tidur yang cukup. Dr. Daniel Gottlieb menyarankan agar tidur dijadikan prioritas dengan
menghindari gangguan sebelum tidur dan menjaga rutinitas tidur yang teratur.

Komentar
Posting Komentar